filsafat manusia
Kamis, 15 Juni 2017
pemikiran sartre
Jean Paul Sartre, Tokoh Jean Paul Sartre tergolong tokoh muda dalam aliran eksistensialisme. Lahir pada tahun 1905 dan wafat pada tahun 1980. Sartre meungkap pandangan filosofisnya dalam eksistensialisme dengan menyatakan bahwasanya eksistensi lebih dahulu daripada esensi. Sartre juga menyatakan bahwasanya hanya orang mati yang yang bisa dinilai karakteristinya. Sementara manusia hidup adalah sebuah individu yang bebas tetapi bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya.
Sartre yang dikenal juga mengikuti pikiran pikiran Friedrich Nietzsche menyampaikan dua masalah pokok dalam eksistensialisme. Tentang manusia dan tentang kebebasan.
Manusia dinyatakan sebagai makhluk bebas dan memiliki keinginan. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja dan bebas memilih tanggung jawab yang di inginkannya. Manusia dipandangan harus melakukan sesuatu ari kemampuan-nnya sendiri, karena tidak ada kekuatan luar yang akan membantu Inilah yang menyebabkan Sartre tidak meyakini adanya tuhan karena, semua berasal dari dalam diri sendiri. Kemudia kekurangan manusia hanyalah bagaimana membentuk sebuah kepribadian yang sesuai dengan kondisi.
Kebebasan dalam pemikiran Sartre, dijelasakan sebagai bagian penting dari manusia. Kebebasan ini ditandai dengan adanya rasa cemas. Ketika ke-tak-adaan rasa cemas, maka tidak akan hadir sebuah kebebasan. Sebab dengan rasa cemas inilah manusia akan bergerak. Dengan kebebasan akan dicapai sebuah kondisi masyarakat tanpa kelas kelas. Senada dengan yang disampaikan Marx, namun dalam hal ini Sartre menambahkan bahwasanya setelah kebutuhan tak hanya terbatas pada pangan sandang dan papan. Sementara Marx menyatakan semua dipengaruhi oleh produksi. Kebutuhan manusia selalu meningkat hingga pada sebuah filsafat yang bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Lebih lengkap mengenai Sartre ini bisa dibaca pada artikel terkait
http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2016/09/aliran-filsafat-eksistesialisme.html
Senin, 29 Mei 2017
august comte
Hakekat Manusia menurut Auguste Comte
Berbicara mengenai tahap pemikiran manusia maka tak akan lepas dari teori hukum tiga tahap yang dicetuskan oleh Auguste Comte. Sebelum mengenal bagaimana tahap pemikiran manusia, akan lebih baik kita mengetahui siapa Auguste Comte. August Comte dilahirkan pada 1798 di Montpellier, Prancis. Orang tuanya berasal dari keluarga menengah. Pada umur belasan tahun ia menolak beberapa adat kebiasan dari keluarganya yang katholik orthodox, yaitu kesalehan dalam agama dan dukungan terhadap bangsawan. Ia belajar disekolah politeknik di Paris dan menerima pelajaran ilmu pasti. Sesudah menyelesaikan sekolahnya ia mempelajari biologi dan sejarah, dan mencari nafkah dengan memberikan les matematika. Comte bekerja sama dengan Saint Simon untuk beberapa tahun, tetapi kemudian berselisih faham dan Comte bekerja secara mandiri.
Perlu diketahui bahwa Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi, yang pada awalnya disebutnya fisika sosial, yang focus kajiannya terletak pada struktur sosial dan dinamika sosial. Oleh karena itu ia sering dikenal sebagai Bapak Sosiologi oleh kalangan sosiolog lainnya. Comte mengembangkan pandangan ilmiahnya mengenai “positivism”, atau filsafat positif. Positivisme diturunkan dari kata positif, filsafat ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang positif. Positivism hanya membatasi diri pada apa yang tampak, segala gejala. Dengan demikian positivisme mengesampingkan metafisika karena metafisika bukan sesuatu yang real, yang tidak dapat dibuktikan secara empiris dan tidak dapat dibuktikan.
Positivisme merupakan bentuk lain dari empirisme, yang mana keduanya mengedepankan pengalaman. Yang menjadi perbedaan antara keduanya adalah bahwa positivisme hanya membatasi diri pada pengalaman-pengalaman yang objektif, tetapi empirisme menerima juga pengalaman-pengalaman yang bersifat batiniah atau pengalaman-pengalaman subjektif.
Tahap 1: Tahap Teologis
Selama masa itu, system ide utama dititik beratkan pada kepercayaan bahwa kekuatan supranatural dan figure-figur religious, yang berwujud manusia, menjadi akar segalanya. Secara khusus dunia sosial dan fisik dipandang sebagai dua hal yang dibuat Tuhan. Intinya pada tahap Teologis ini seseorang mengarahkan rohnya pada hakikat batiniah segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu. Menurut Comte pada tahap ini, manusia berkeyakinan bahwa setiap benda-benda merupakan ungkapan dari supernaturalisme. Tahap ini bias disebut sebagai tahap kekanak-kanakan dimana manusia tidak mempunyai daya kritis sama sekali.
Tahap 2: Tahap Metafisika
Tahap ini berlangsung dari 1300 sampai dengan 1800. Era ini dicirikan oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti “alam”, dapat menjelaskan segalanya. Ketika manusia mencapai tahap metafisika ia mulai mempertanyaan dan mencoba mencari bukti-bukti yang meyakinkannya tentang sesuatu dibalik fisik.
Tahap 3: Tahap Positif
Tahap positif dimana orang menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang disajikan, yaitu dengan pengamatan dan dengan memakai akalnya. Tujuan tertinggi dari tahap positif adalah menyusun dan mengatur segala gejala di bawah satu fakta yang umum. Bagi Comte, ketiga tahapan tersebut tidak hanya berlaku bagi perkembangan rohani seluruh umat manusia, tetapi juga berlaku bagi di bidang ilmu pengetahuan. Comte menerangkan bahwa segala ilmu pengetahuan semula dikuasai oleh pengertian-pengertian teologis, sesudah itu dikacaukan dengan pemikiran metafisis dan akhirnya dipengaruhi hukum positif. Jelasnya, ketiga tahapan perkembangan umat manusia itu tidak saja berlaku bagi suatu bangsa atau suku tertentu, akan tetapi juga individu dan ilmu pengetahuan.
https://tempussomnium.wordpress.com/2016/05/24/hakekat-manusia-berdasarkan-auguste-comte/
http://awisbermimpi.blogspot.co.id/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Kamis, 18 Mei 2017
kehendak berkuasa menurut pemikiran filsafat Nitzsche
Friedrich Wilhelm Nietzsche menjadi tokoh utama munculnya pembaruan dari filsafat modern menuju filsafat post-modern.
Sumbangannya di dunia filsafat tidak perlu diragukan lagi. Mungkin,
tidak ada filsuf yang lebih terkenal daripada Nietzsche. Pemikirannya
yang radikal dan kontroversial manjadi perbincangan hangat yang tidak
ada habisnya.
Salah satu pemikirannya yang mengubah cara pandang para pemikir filsafat adalah konsep Tuhan sudah mati. Pemikiran tersebut merupakan hal yang baru karena menjadi pendobrak konsep lama yang didominasi oleh cara berpikir Kristen. Para ahli menyebut Nietzsche sebagai seorang penganut nihilisme. Nihilisme merupakan pendirian atau paham yang berporos pada ‘tiada apa-apa pun’. Seperti kaum nihilis yang lain, Nietzsche berpandangan bahwa diperlukan adanya sebuah “kehancuran” total untuk suatu perbaikan.
Pemikiran Friedrich W. Nietzsche
Salah satu pemikirannya yang mengubah cara pandang para pemikir filsafat adalah konsep Tuhan sudah mati. Pemikiran tersebut merupakan hal yang baru karena menjadi pendobrak konsep lama yang didominasi oleh cara berpikir Kristen. Para ahli menyebut Nietzsche sebagai seorang penganut nihilisme. Nihilisme merupakan pendirian atau paham yang berporos pada ‘tiada apa-apa pun’. Seperti kaum nihilis yang lain, Nietzsche berpandangan bahwa diperlukan adanya sebuah “kehancuran” total untuk suatu perbaikan.
Pemikiran Friedrich W. Nietzsche
Sebagaimana telah dijelaskan di atas pada dasarnya pemikiran
Friedrich Nietzsche secara umum digolongkan menjadi tiga tahapan. Namun agaknya
penulis disini bermaksud ingin menguraikan beberapa titik ajaran Nietzsche yang
menurut K. Bertens dalam bentuk yang lebih matang, yaitu pada tahap ketiga.
Akan tetapi perlu ditegaskan bahwa bukan berarti pikiran-pikiran ini belum ada
dalam tahapan-tahapan terdahulu.
Berikut ini beberapa pemikiran Nietzche.
1.
Kehendak
Untuk Berkuasa
Kehendak untuk berkuasa merupakan hakikat dari dunia, hidup dan
segala yang ada. Kehendak untuk berkuasa adalah hakikat dari segala-galanya. Kehendak
untuk berkuasa ini jangan dipahami seperti halnya yang dipahami kaum
metafisik, namun merupakan khaos yang tak mempunyai landasan apapun.
Dapat juga dipahami kehendak untuk berkuasa merupakan suatu kekuatan yang
memerintah (dirinya sendiri) tanpa mengandaikan pasivitas dan stabilitas.
Kehendak untuk berkuasa (Der wille zur Macht) ini
dipengaruhi oleh Schopenhauer, namun juga ada sumber yang lain misalnya
semangat berlomba dalam kebudayaan Yunani. Nietzsche mengutarakan prinsip ini
dalam rangka filsafat manusia, akan tetapi pada ahirnya prinsip kehendak untuk
berkuasa berlaku pada segala sesuatu yang ada (termasuk juga alam
inorganis). Pendapat ini di gunakan untuk mendukung fasisme di Jerman.
Menurut Nietzsche dalam tingkah laku manusia (dan sebenarnya juga
dalam semua kejadian alam semesta) satu-satunya faktor yang menentukan ialah
daya pendorong hidup atau hawa nafsu. Daya disini tidak boleh dipahami dalam
arti monistis, tetapi dipahami dalam arti pluralistis, tidak ada satu melainkan
ada banyak daya pendorong hidup.
Ia juga menjelaskan bahwa kehidupan merupakan perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan dan perjuangan merupakan hal yang baik. Pikiran merupakan alat untuk
mengendalikan insting (kehendak untuk hidup dan berkuasa), sedangkan
pengetahuan memiliki nilai jika dapat meningkatkan dan mempertahankan
kehidupan.
Berdasarkan pemahaman di atas Nietzsche mengatakan bahwa ada dua
macam moral, yaitu moral tuan dan moral budak. Moral Tuan ialah manusia yang hidup dimana yang memberanikan diri
untuk mewujudkan hawa nafsunya. Ia tidak mencari dalil roh dan tidak memakai
roh sebagai topeng. Dapat dilihat pada individu yang kuat dan otonom. Moral
Budak ialah Manusia yang hidup dimana yang tidak memberanikan diri untuk
melampiaskan hawa nafsu , tetapi menyuruh roh untuk menaklukkan hawa nafsu.
Disini yang dimaksud adalah kasih sayang, keramahan, dan kerendahan hati yang dijunjung
tinggi.
2.
Uebermensch
Salah
satu ajaran Nietzsche yang terkenal adalah ubermensch (manusia atas)
dalam bahasa inggris biasanya dikatakan superman, tetapi menurut W.
Kaufmann sebaiknya diterjemahkan overman. Tidak gampang untuk
menyingkatkan pemikiran Nietzsche tentang ubermensch, sebab pemikirannya
dalam hal ini acap kali samar-samar saja. Adapun pada umumnya dikatakan bahwa
Nietzsche ingin memaparkan pendapatnya dalam konteks ateismenya.
Manusia
yang ideal adalah ubermensch (manusia atas). Padanyalah kehendak untuk
berkuasa membawa kepada penguasaan dunia yang secara sempurna. Penguasaan ini
hanya dapat dicapai dalam penderitaan. Hanya siapa yang banyak menderitalah
yang dapat berpikir, dan hanya pemikirlah yang sungguh-sungguh dapat menjadi
penguasa.
Ubermensch adalah manusia luhur, yaitu manusia yang mempunyai kekuatan
kehendak yang lebih kuat, lebih berani, lebih mendorong untuk berkuasa, kurang simpati,
kurang takut dan kurang sopan.
Ubermensch
adalah cara manusia memberikan nilai pada dirinya sendiri tanpa
berpaling dari dunia dan menengok ke seberang dunia. Dengan cara penilaian ini
Nietzsche tidak lagi menaruh kepercayaan setiap bentuk nilai adikodrati dari
manusia dan dunia.
Bagi Nietzsche satu-satunya penghargaan akan hidup adalah dengan berkata “ya”
pada hidup itu. Sikap manusia yang dapat mengafirmasi hidupnya dapat
diibaratkan seperti laut. Tanpa harus menjalani murni, laut bersedia menampung
berbagai aliran sungai yang penuh dengan polusi. Sebelum orang dapat
mengafirmasi segala dorongan hidupnya, tak mungkin ubermensch tercipta.
Lewat ubermensch manusia tidak lagi gentar terhadap dorongan hidupnya,
dan manusia menjadi kerasan tinggal di dunia.
Pada dasarnya ubermensch disini
mengarahkan pada pemahaman bahwa “Allah telah mati”, tidak ada sesuatu pun yang
melebihi atau mengatasi dunia ini. Ubermensch mengakui dunia ini seratus
persen, ia menerima secara konsekuen bahwa ia sendiri merupakan “kehendak untuk
berkuasa”.
Hanya manusia ataslah yang masih hidup, dunia ini masih berarti karena manusia
atas itu. Maka orang harus setia pada dunia ini, dan tidak usah percaya akan
adanya harapan-harapan yang mengatasi dunia ini.
3.
Kembalinya
Segala Sesuatu
Pada
pemikiran ini yaitu Die ewige Wiederkehr des Gleichen (kembalinya segala
sesuatu) Nietzsche mengatakan bahwa hal tersebut didapati dari sebuah ilham. Bila
bumi kita nanti dihancurkan, dari materi yang tinggal akan berkembang lagi
suatu bumi baru yang persis sama dengan bumi ini. Semua peristiwa yang pernah
berlangsung akan terjadi lagi dengan cara yang persis sama. Dan proses itu akan
diulangi dengan tak henti-hentinya, meskipun dalam jangka waktu yang panjang
sekali.
sejarah akan mencapai kesudahannya, akan tetapi tiap kesudahan menuntut adanya
permulaan yang baru. Itulah sebabnya maka secara terus menerus segala sesuatu
kembali lagi pada awalnya, atau juga semacam roda yang berputar.
Untuk membuktikan kebenaran kembalinya segala sesuatu Nietzsche
mengatakan bahwa dunia kita ini merupakan suatu energi raksasa. Energi ini
tidak bertambah atau berkurang, tidak mengembang atau menyusut, energi ini
sudah sedemikian bulat, mapan dan mantap sehingga tak mungkin ada perubahan
yang dapat mempengaruhi kuantitasnya. Dunia berlangsung dengan terjadinya
proses kombinasi-kombinasi energi yang ada di dalamnya. Kombinasi-kombinasi ini
jumlahnya bukan tak terbatas. Dalam jangka waktu tertentu semua kemungkinan
kombinasi yang ada dapat terpenuhi semuanya, dan jika semua kombinasi sudah
terpenuhi maka kemungkinan-kemungkinan kombinasi sudah terjadi akan terulang
lagi
Gagasan Nietzsche tentang kembalinya segala sesuatu bermaksud
bahwa hal tersebut merupakan rumusan afirmasi tertinggi yang dapat dicapai, serta
merupakan ujian terahir bagi bukti adanya afirmasi akan hidup. Dengan kata lain
sebelum orang mengalami dan menerima kembalinya segala sesuatu, dia
belum mengafirmasi hidup dan dunia secara mutlak. Gagasan kembalinya segala
sesuatu ini sebenarnya merupakan sebuah ajakan yang mengarahkan kita untuk
mengafirmasi hidup dan dunia
4.
Kritik
Atas Agama Kristen
Nietzsche
termasuk filsuf-filsuf ateis yang paling ekstrem pada zaman modern. Kritiknya
atas agama Kristen tersebut tersebar luar dalam berbagai karyanya, namun puncak
kritik tersebut terdapat dalam bukanya yang berjudul Antikristus. Bagi
Nietzsche peristiwa yang paling menonjol dalam masyarakat barat pada zaman
modern ialah bahwa “Allah telah mati”. Dengan semboyan ini dimaksudkan bahwa
kepercayaan kristiani akan Allah di Eropa barat pada waktu itu sudah layu dan
hampir tidak mempunyai peranan real lagi.
Nietzsche
menyebut datangnya zaman itu sebagai zaman kreativitas dan kemerdekaan. Sebab
dengan “kematian Allah” terbukalah horison seluas-luasnya bagi segala energi
kreatif untuk berkembang penuh. Tak ada lagi larangan atau perintah, dan kita
tidak lagi menoleh pada dunia luar. Ide Allah dalam agama Kristen menurut
Nietzsche memusuhi dan memerangi kehidupan dan alam, menghilangkan daya-daya
vital kita. Dengan “kematian Allah” manusia tidak lagi bersikap pengecut dan
menolak dunia.
Ketidak
berdayaan orang melepaskan sebuah kebiasaan disebabkan oleh gerak sejarah yang
sudah dibelenggu oleh polusi moral Kristen. Hal ini dapat dilihat dari empat
hal. Pertama, moral Kristen memberikan nilai absolut bagi manusia
sebagai jaminan bagi dirinya yang merasa kecil dan tidak berarti. Kedua, moral
Kristen berlaku sebagai perintah-perintah Tuhan di dunia. Ketiga, moral
Kristen menanamkan pengetahuan akan nilai-nilai absolut untuk memahami apa yang
dianggap paling penting. Keempat, moral Kristen berperan sebagai sarana
pemeliharaan bagi manusia. Keempat hal ini menjadikan manusia merasa aman akan
hidupnya, sehingga sulit melepaskannya.
Menurut Nietzsche sendiri semestinya manusia harus bebas dari segala makna
absolut yang menjamin dirinya dan dunianya. Manusia sendirilah yang harus
menciptakan dunia dan memberikan nilai. Dan menunjukkan bagaimana harus
melakukannya tanpa bercita-cita menciptakan Tuhan-Tuhan baru.
sumber : https://godforsakenarab.wordpress.com/2013/03/10/tuhan-sudah-mati-sebuah-telaah-pemikiran-nietzsche-mengenai-eksistensi-tuhan/
http://alcharis.blogspot.co.id/2014/06/pemikiran-friedrich-nietzsche.html
Sabtu, 22 April 2017
kemas fatwa rachman 2013 71 013
Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Ia lahir pada 22 Februari 1788 di Danzig, Polandia. Keluarga Schopenhauer sangat kental dengan tradisi Belanda. Ayahnya, Heinrich Floris Schopenhauer (1747 – 1805) dan Johanna Schopenhauer adalah seorang pengusaha sukses yang mengontrol keluarganya dengan gaya bisnis. Nama Arthur Schopenhauer mencerminkan luasnya jaringan sang ayah dalam perdagangan internasional, sehingga ia memilihkan nama untuk anak pertamanya itu dengan kolaborasi kosa kata Jerman, Perancis, dan Inggris. Pada bulan Maret 1793, ketika Schopenhauer masih berusia 5 tahun, keluarga pindah ke Hamburg, setelah Danzig diduduki oleh Prussia.
Lahir di tengah keluarga pengusaha kaya, Schopenhauer sering melakukan kunjungan wisata ke berbagai negara di Eropa. Pada tahun 1797 – 1799 ia tinggal di Perancis, dan sebentar tinggal di Inggris di tahun 1803. Kondisi inilah yang memungkinkan Schopenhauer mempelajari bahasa Negara-negara yang dikunjunginya. Schopenhauer dalam diarynya mengatakan, tinggal di Perancis adalah pengalaman paling menyenangkan. Meskipun sejak kecil sang ayah telah mendidiknya dengan bisnis, dan selama dua tahun ia mengikuti kursus dan magang bisnis di Hamburg, namun Schopenhauer merasa bisnis bukanlah jalan hidup yang cocok baginya. Pada usia 19 tahun, ia memutuskan untuk mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. 20 April 1805 adalah hari menyedihkan bagi Schopenhauer, karena sang ayah meninggal dunia, yang diduga kuat akibat bunuh diri.
Setelah kematian Floris, Ibu Schopenhauer, Johanna Troisiener Schopenhauer (1766 – 1838), memutuskan untuk pindah bersama anak-anaknya ke Weimar. Johanna adalah wanita cerdas dan memiliki pergaulan yang luas. Di Weimer ia bersahabat dengan Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832). Di Weimer, Johanna Schopenhauer aktif menulis essai, kisah perjalanan, dan novel.
Pada tahun 1809, Schopenhauer memulai studi di University of Gottingen di bidang Kedokteran, kemudian mengambil Filsafat. Di Gottingen, dia terpikat dengan pandangan seorang “skeptical philosopher”, Gottlob Ernst Schulze (1761 – 1833). Lewat Schulze-lah Schopenhauer mengenal pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Setelah melewati masa studi 2 tahun di Gottingen, Schopenhauer kemudian mendaftarkan diri di Universitu of Berlin. Di sana ia diajar oleh Johann Gottlieb Fichte (1762 – 1814), dan Friedrich Schleiermacher (1768-1834). Di dua universitas ini, Schopenhauer mempelajari banyak bidang keilmuan, antara lain: fisika, psikologi, astronomi, zoology, arkeologi, fisiologi, sejarah, sastra dan syair. Pada umur 25 tahun ia berhasil menyelesaikan disertasi dengan judul “The Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason”. Pada tahun 1813, ia memutuskan pindah ke Rudolstadt, dan pada tahun yang sama ia menyampaikan disertasinya di University of Jena, kemudian dianugerahi gelar doktor filsafat.
Pada tahun 1814, Schopenhauer memulai pekerjaannya sebagai penulis dengan judul bukunya The World as Will and Representation (Die Welt als Wille und Vorstellung), Dunia sebagai Kehendak dan Gagasan. Dia menyelesaikannya pada tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian. Pada tahun 1820 Schopenhauer menjadi dosen di Universitas Berlin. Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Namun, hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnya dan dia pun di keluarkan dari akademi tersebut.
Pada tahun 1813, wabah kolera menyerang Berlin. Schopenhauer pun menetap di Frankfrut tahun 1833. Pada saat itu, dia telah berusia dua puluh tujuh tahun. Dia tinggal sendirian di Frankfrut. Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol di sepanjang hidupnya adalah Senilia. Judul ini diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya. Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat. Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu amat besar. Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut.
Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri. rencana pernikahannya selalu berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya. Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.
Pada tahun 1860, keadaannya mulai memburuk. Dia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya. Dia meninggal pada usia yang ke-72 tahun.
dari sumber riwayat yang saya baca arthur schopenhauer adalah seorang anak dari pengusaha yang kaya, orang tuanya kaya dia juga mengambil jurusan dokter dan melanjutkan ke filsafat di dotingen dari banyak ilmu yang ia pelajari arthur schpopenhauer akhirnya ia dijuluki dengan bapak filsafatdan akhirnya dari pemikiran arthur schopernhauer ia mempunyai banyak pemikiran ada 5yang pertama adalah1) Dunia Sebagai Ide/Gambaran
Schopenhauer melihat dirinya sebagai bocah yang merevolusi Kant’s Copernican, sendirian membawa proyek masternya ke kesimpulan logika. Kant mempunyai argumen bahwa ada sebuah epistemic distingsi di antara dunia yang telah kita alami, dunia yang kelihatannya, dan dunia yang sebenarnya. Kita semua ide atau representasi. “Dunia adalah representasi saya,” tulis Schopenhauer. Schopenhauer membuka buku The World as Will and Representation-nya dengan kalimat, “The World is my idea”. Menurut Schopenhauer, benda yang dapat kita kenal adalah gambaran representasinya.
2) Kehendak Hidup
Menurut Schopenhauer, ada dua aspek: di luar, yakni representasi, dan di dalam, yakni kehendak. Dunia adalah gambaran/kehendak. Kehendak adalah esensi dari kehidupan ini, kita hanya dapat mengenal dunia sesuai penampilannya kepada kita. Untuk dapat mengenal dunia, kita tidak mempunyai jalan masuk ke sana. Hanya ada satu pintu dan pintu itu adalah kehendak. Menurut Schopenhauer, kehendak itu bisa dimanifestasikan sebagai tubuh kita. Jadi, kita melihat representasi dunia dengan tubuh kita. Sebelum kita melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, terlebih dahulu kita melihat apa yang melatar belakangi pemikiran tersebut.
Di belakang pemikiran Schopenhauer, dapat kita temukan pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Pengaruh Plato tampak pada pandangannya (thing in it- self) , dan Schopenhauer memahaminya sebagai sumber ide. Sedangkan, pengaruh Immanuel Kant dapat dilihat dalam pandangannya dalam dua dunia, yakni dunia noumenaldan fenomenal. Dari pandangan mengenai pemahaman dunia itu, ada baiknya membahas dunia sebagai ide dan dunia sebagai kehendak.
- The world is my idea merupakan kata pembuka dari karya besar Schopenhauer. The world as will and the world is idea. Maksud dari kalimat tersebut dapat dimengerti sangat “berbau” kantian. Dalam kalimat tersebut, Schopenhauer menegaskan bahwa dunia eksternal yaitu dunia fenomenal, Hanya dapat diketahui melalui sensasi-sensasi atau ide-ide yang dapat kita terima. Disini dapat kita lihat bahwa peran subjek sangat dominan dalam pandangan Schopenhauer mengenai pengetahuan. Hal tersebut tentu dapat dipahami sebagai sebuah penolakan terhadap Dalam matrealisme kenyataan direduksi menjadi materi saja. Dengan menyatakan demikian, Schopenhauer menyangkal matrealisme. Bagaimana orang dapat menjelaskan bahwa pikiran merupakan hasil dari materi, jika kita mengetahui materi dari pikiran. Jika kita mengetahui materi dari pikiran?, Materi tidak pernah berdiri sendiri. Subjek memiliki otoritas atas materi. Tidak akan ada objek tanpa subjek, segala pengetahuan yang terdapat didunia ini merupakan konstruksi subjek. Melalui mata subjek melihat, melalui tangan ia meraba, dan melalui pengertiannya ia mengetahui. Dunia ide tak lebih hanyalah sensasi-sensasi belaka. Mereka tidak akan pernah berdiri sendiri tanpa adanya subjek yang mempersepsi. Dalam hal ini. bagi Schopenhauer dalam menyelidiki sesuatu yang benarnya, yang ditemukan hanyalah: kesan-kesan dan nama-nama. Jadi, dalam dunia fenomenal kenyataan merupakan objek dalam relasinya dengan subjek. Sebuah persepsi dari subjek yang mempersepsi, dengan kata lain dapat menyebutnya dengan Semu.
3) Keselamatan dari Penderitaan Eksistensi
Bagi Schopenhauer, realitas adalah kehendak itu sendiri spiritual, bukan material – tetapi kehendak adalah penderitaan. Manusia terus-menerus berkehendak, terus berpindah dari kehendak satu ke kehendak yang lain. Menurut Schopenhauer, jalan keselamatan adalah Hindu. Penolakan terhadap nafsu, menghilangkan kehendak, membebaskan manusia dari ilusi dan penderitaan. Solusi dari permasalahan penderitaan ini adalah menghilangkan egoistis kehendak dan menyerah kepada kosmik. Estetika yang dikemukakan oleh Schopenhauer merupakan jalan keluar dari penderitaan, walaupun sifatnya hanya sementara. Penderitaan dalam hidup bisa disembuhkan oleh seni. Manusia yang hidup dalam keadaan patologis, dapat diangkat oleh keindahan seni. Schopenhauer menyebut seni-seni yang dapat mengatasi problem ini, seperti arsitektur, seni lukis, seni pahat atau patung, puisi dan musik. Dan, ia sangat meninggikan seni musik dalam filsafat Kehendaknya. Musik menjadi puncak dari segala bentuk seni yang lain.
4) Moralitas
Menurut Schopenhauer, pada dasarnya manusia itu egois. Egoisme itulah yang melahirkan penderitaan. Untuk menghilangkan penderitaan itulah manusia harus melepaskan egoismenya, melepaskan diri dari kehendak, dan jalan moralitas adalah salah satu jalan pelepasan kehendak. Manusia harus melepaskan egoismenya dan menolong orang sebanyak yang dia mampu. Tampaknya Schopenhauer sangat terpengaruh oleh agama Hindu.
5) Schopenhauer, Seks, dan Psikoanalisis
Bagi Schopenhauer, seks adalah “penegasan terhadap kehendak yang paling kuat. Itu kehendak hidupnya yang final dan tujuannya yang paling tinggi”. Oleh karena itu Schopenhauer memandang kelamin sebagai “fokus yang riil dalam kehendak”.
Dalam buku karya Kumara Ari Yuana: 100 tokoh filsuf Barat abad 6 sampai abad ke-21, Schopenhauer dianggap berjasa karena mempopulerkan pikiran Immanuel Kant dengan kombinasi unsur Filsafat Timur. Sifat uniknya adalah ia selalu melihat orang lain dengan curiga dan sinis serta kesan umum atas hidup adalah Pesimistik yang tak tergantikan. Hal tersebut tidak menjadikan Ia kehilangan rasa nikmat di dalam banyak hal, antara lain: musik, makanan, anggur, perjalanan, dan tamasya. Ketika merasa bosan, ia akan terlihat gembira dan hidup. Gaya tulisannya mempengaruhi pemikiran Friedrich Nietzsche dan Max Schler serta aliran “filsafat hidup”.
Schopenhauer juga menyatakan bahwa di bawah sejarah pada umumnya terdapat suatu Kehendak. Di bawah semua perbedaan antara bangsa-bangsa, zaman-zaman, adat istiadat hanya terdapat satu bangsa manusia. Tidak ada kemajuan yang sungguh-sungguh. Sejarah itu peredaran. Oleh karena itu, dalam semua zaman diumumkan hikmat yang sama oleh orang-orang saleh dan dilaksanakan kebodohan yang sama yang berlawanan dengan hikmat itu.
sumber pustaka : http://astitriyatni.weblog.esaunggul.ac.id/2015/04/15/biografi-dan-pemikiran-arthur-schopenhauer/
Sabtu, 01 April 2017
rene descrates dikenal sebagai bapak filsafat modern , dia adalah seorang filsuf yang terkenal dengan pemikirannya yang rasional , dan pemikirannya tidak pernah goyang tentang kebenarannya tinggi , rene descrates terkenal dengan yang tidak pernah puas dengan filsafat skolastik yang pandangannya saling bertentangan dan miskinnya metode berfikir yang tepat, dan mengemukakan metode baru dengan keraguan keraguan,yang intinya ketika berfikir saya selalu ada .pokok pemikiran rene descrates adalah cogito ergo sum , yang dijelaskan tadi "aku berfikir maka aku ada " , pemikiran ini dihasilkan dari pemikiran keraguan dan kegelisahan oleh ketidakpastian pemikiran skolastik dalam menghadapi ilmu ilmu positif renainssence dan cogito ergo sum saya yang menyangsingkan ada itulah kebenarannya yang tidak bisa di sangkal , betapa besar usahaku.
sumber ( http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum )
Langganan:
Postingan (Atom)